Twitter

CETAKAN PASIR

Author Unknown - -
Home » CETAKAN PASIR





A.  PENGECORAN CETAKAN PASIR
Pengecoran adalah sutu proses pembuatan yang dasarnya merubah bentuk
logam dengan cara mencairkan logam, kemudian dimasukkan ke dalam suatu
cetakan dengan dituang atau ditekan.
1.  Pembuatan Cetakan
a.  Pembuatan cetakan bawah (
drag
)
-
Dasar cetakan dibuat
dari kayu, harus rata
atau datar
-
Pola dan rangka cetak untuk
drag
diletakkan di atas papan kayu.
Rangka cetak harus besar, sehingga tebal pasir cetak mencapai 30-50
mm. Pola yang dimaksud adalah setengah pola.
-
Drag diisi pasir penuh (yang sudah diayak), kemudian dipadatkan
dengan baik (tidak boleh terlalu padat/gembur karena bisa cacat)
-
Drag
dibalik, permukaan cetakan ditaburi pasir kering dan halus
5
TIM PDTM SMK PGRI 1 NGAWI







CETAKAN PASIR



Modul Pengecoran
b.  Pembuatan cetakan bagian atas (
Cupe
)
-
Drag
yang sudah dibalik, di atasnya dipasang setengah pola untuk
Cupe
-
Pemasangan sistim saluran masuk (
gating system
) terdiri dari cawan
tuang, saluran turun, saluran masuk yang terbuat terpisah dari pola
-
Penegerjaan selanjutnya sama dengan pengerjaan drag
c.  Perbaikan cetakan
-
Pengambilan sistim saluran masuk pada
Cupe
, kemudian
Cupe
dan
Drag
dipisahkan
-
Pengambilan pola pada masing-masing cetakan, kemudian permukaan
bekas pola pada rongga cetak diperbaiki dan dihaluska agar ukuran
benda cor sesuai dengan bentuk pola.
d.  Pemasangan kembali
Cupe
dan
Drag
Sebelum cetakan ditangkupkan, inti dipasang terlebih dahulu pada
rongga cetak apabila diperlukan, dengan demikian setelah ditangkupkan
cetakan siap digunakan. Cetakan yang langsung dapat dipakai seperti di
atas disebut cetakan basah (
green sand mold
) sedangkan yang disebut
cetakan kering (
dry sand mold
) perlu pemanasan sekitar 100-325
C.
0
cetakan kombinasi (
skin dried mold
) perlu pengeringan rongga cetak
sampai kedalaman 10-15 mm saja.
2.  Bagian-bagian cetakan
a.
Rongga cetak
/
cavity
sebagai ruang tempat logam cair, bentuknya
disesuaikan dengan pola
b.
Inti/
Core
digunakan untuk membuat rongga/lubang
c.
Pasir cetak/
green sand
sebagai bahan cetakan
d.
Saluran turun/
sprue
sebagai saluran yang
dilalui
logam cair dari cawan
tuang menuju pengalir dan saluran masuk
e.
Pengalir/
runner
sebagai saluran yang membawa logam cair dari saluran
turun ke bagian-bagian yang sesuai dengan cetakan
6
TIM PDTM SMK PGRI 1 NGAWI



Modul Pengecoran
f.
Cawang tuag/
pouring basin
sebagai penampung pertama logam cair dari
penuang (
ladle
) yang berfungsi sebagai pencegah masuknya kotoran
(pasir, terak, dan lain-lain) dan dapat pula berfungsi sebagai penambah
g.
Penambah (
riser
)
sebagai pengisi/cadangan logam cair bila terjadi
penyusutan atau penyumbatan.
Gambar Bagian-bagian Cetakan
3.  Pasir cetak
a.  Jenis pasir cetak
-  Pasir alam
, terdapat di  alam. Syaratnya adalah bahan yang
dibutuhkan mengandung silica, lempung, air
-  Pasir tiruan
adalah pasir dengan campuran bahan lain yang dibuat
manusia, seperti pasir silika, zircon, pasir hijau. Khusus pasir silika
perlu ditambah 8-15% tanah liat sebagai pengikat agar mudah
dibentuk.
b.  Syarat pasir cetak
-  Tahan panas
, tidak hancur karena panas logam yang dituang
7
TIM PDTM SMK PGRI 1 NGAWI



Modul Pengecoran
-  Mampu bentuk
, mudah di dalam pembuatan, kuat, tidak mudah rusak
dan didapat menahan logam cair
-  Permeabilitas yang cocok
,
untuk mengatasi pengaruh reaksi kimia
dan fisika
-  Mampu pakai lagi
, mempunyai nilai ekonomis
-  Harganya murah
c.  Pengolahan pasir
Pasir Hitam
Pembongkaran
Pemisahan Magnetis
Pasir Baru
Pemecah Bongkah
Pengeringan
Pendinginan
Pendinginan
Lempung
dan
tambahan
Pengayaan
Pengayaan
Penyimpanan
Penyimpanan
Penyimpanan Lempung dan
Pasir Baru
Pasir Hitam
tambahan
Pengaduk
Pemberi Udara
Penyimpanan
Pembuatan Cetakan
Penuangan
8
TIM PDTM SMK PGRI 1 NGAWI



Modul Pengecoran
4.  Pola
a.  Pengertian pola
Pola
adalah bentuk tiruan dari benda kerja yang sebenarnya dan
digunakan untuk membuat rongga cetakan. Bahan pola yang sering
digunakan adalah kayu (termasuk plastik) dan logam. Pola logam
dipergunakan agar dapat menjaga ketelitian ukuran benda cor, terutama
dalam produksi banyak sehingga umur pola bisa lebih tahan lama dan
produktivitas tinggi. Sedangkan pola kayu lebih murah, cepat
pembuatannya dan mudah diolah dibandingkan logam. Oleh karena itu
pola kayu sering dipakai pada cetakan pasir dan diperkuat dengan lapisan
plastik.
b.  Macam-macam pola
-  Pola
tunggal
: mudah, sederhana, pemakaian terbatas
-  Pola terbelah
: terbelah di tengah untuk mengatasi kelemahan pada
pola tunggal
-  Pola terlepas
: dipergunakan untuk produk yang rumit
-  Pola ganda
: dipergunakan untuk produksi besar dengan ukuran kecil
dan bentuk sederhana
-  Pola berpasangan
: terbelah tetapi kedudukannya dihubungka dengan
papan
-  Pola khusus
9
TIM PDTM SMK PGRI 1 NGAWI



Modul Pengecoran
c.  Pemberian ukuran
Pembesaran ukuran tergantung dari bahan tuangan, misalnya:
-  Baja tuang
diberi tambahan ukuran 2%
-  Besi tuang
diberi tambahan ukuran 1%
-  Kuningan
diberi tambahan ukuran 1,5%
-  Almunium
diberi tambahan ukuran 2%
5.  Inti/
Core
a.  Pengertian inti
Inti adalah suatu bentuk pasir yang dipasang pada rongga cetakan
untuk mencegah pengisian logam cair pada bagian yang seharusnya
berbentuk lubang/rongga. Inti dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu inti
basah dan inti kering. Sedapat mungkin inti dibuat dengan cara basah,
karena ongkos pembuatannya murah. Kerugiannya lemah, pasir mudah
gugur, kedudukan kurang teliti. Pasir kering umumnya dibuat secara
terpisah dan dipasang setelah pola dikeluarkan sebelum cetakan ditutup.
b.  Sifat inti
-
cukup kuat dan keras setelah dipanaskan, agar inti tidak mudah rusak
-
Cukup porus, dapat dilalui oleh gas
-
Harus dapat hancur pada saat logam cair membeku, hal ini
dimaksudkan tidak terjadi keretakan dan keluarnya cairan dalam
cetakan
-
Permukaan licin
-
Tahan panas
6.  Alat Bantu
Alat-alat Bantu yang dipergunakan untuk membuat cetakan pasir dapat di
lihat pada gambar di bawah ini.
10
TIM PDTM SMK PGRI 1 NGAWI



Modul Pengecoran
B.  PENGECORAN KHUSUS
1.  Pengecoran cetakan permanent (logam)
Proses pengecoran ini, dibuat untuk mengatasi masalah yang terjadi pada
proses pengecoran dengan cetakan pasir, sehingga pemakaian cetakan dapat
dilakukan berulang-ulang sesuai dengan kebutuhan. Cetakan permanent banyak
dibuat dari logam dan grafit, kadang-kadang
ditambahkan dengan sedikit pasir
sebagai inti atau pelapis permukaan rongga cetakan.
Bahan yang digunakan pada pengecoran logam-logam non ferrous dan
paduannya.
Keuntungan Kerugian
-
Baik untuk produksi masal
-
Harga cetakan mahal
-
Cetakan dapat dipakai berulang-ulang
-
Diperlukan perhitungan yang tepat
-
Logam coran lebih kuat 10-20% dari
-
Bentuk dan ukuran produk
pada cetakan pasir
sederhana
-
Ketelitian dan kehalusan permukaan
-
Untuk bentuk cor yang berbeda
benda coran lebih baik
perlu cetakan baru
-
Tidak banyak memerlukan proses lanjut
-
Tidak dapat mengecor baja
11
TIM PDTM SMK PGRI 1 NGAWI



Modul Pengecoran
2.  Pengecoran sentrifugal
Pengecoran sentrifugal adalah suatu proses pengecoran yang dilakukan
dengan jalan menuangkan logam cair ke dalam cetakan yang berputar, sehingga
dihasilkan coran yang mampat tanpa cacat sebagai akibat gaya berbentuk
sentrifugal. Oleh karena itu cara ini sangat cocok untuk coran berbentuk silinder
atau benda kerja yang simetris.
Keuntungan Kerugian
-
Produktivitas tinggi
-
Biaya pembuatan cetakan lebih tinggi
-
Penggunaan ruangan
-
Pengaturan cukup sulit
kecil
-
Memerlukan ketepatan dalam perhitungan putaran,
-
Ketelitian dan kualitas
kecepatan tuang, temperatur tuang, dan lain-lain
coran tinggi
-
Timbul kesulitan untuk bahan cor campuran
-
Sedikit lebih murah
3.  Pengecoran pola hilang/presisi
Pengecoran presisi adalah pengecoran yang menghasilkan barang coran
dengan ketelitian sangat tinggi disbanding dengan proses pengecoran lainnya.
Keunggulannya: dapat mengerjakan bentuk yang kompleks tanpa
memerlukan proses lanjutan (permesinan), dapat membuat coran dengan
kekerasan yang sangat tinggi seperti paduan nikel, paduan kobalt tahan panas.
Contoh hasil pengecorannya seperti komponen pompa bahan baker, nozel,
katup, cam, dan lain-lain.
12
TIM PDTM SMK PGRI 1 NGAWI